Untuk mengoperasikan perusahaan dalam lingkungan internasional yang rumit dari sudut pandang seseorang atau perusahaan yang baru saja akan merambah skala internasional maka hal yang harus dicermati adalah tentang bagaimana melakukan internasionalisasi dan apa saja yang termasuk dalam aktivitas alternatif atas ekspor.
Bagaimana Memasuki Bisnis Internasional
Untuk memasuki internasional, seorang pengusaha harus menemukan pasar luar negeri terlebih dahulu. Biasanya pada saat permulaan mengekspor, kebanyakan bisnis yang kecil dan perusahaan nondagang terdiri dari penerimaan pesanan yang tidak dicari dari suatu pelanggan di luar negeri, yang selanjutnya dari usaha kecil-kecilan ini ternyata mampu dibangun dan berkembang menjadi sebuah kerajaaan bisnis.
Pada waktu pesanan yang tidak dicari jumlahnya meningkat, perusahaan yang bersangkutan akan mendapatkan suatu bagian ekspor yang menuntut perhatian yang makin besar dari manajemen. Untuk itu perusahaan dapat mengupah seorang manajer ekspor untuk mengurus pekerjaan tata usaha, menambah staf bilapekerjaan bertambah, dan barangkali pada suatu waktu mengembangkan suatu divisi penjualan ekspor sepenuhnya. Dari sinilah perusahaan biasanya mulai berpikir untuk menggali pasar luar negeri secara aktif, tapi biasanya proses ini memerlukan beberapa tahun untuk bisa dikatakan berhasil.
Faktor kunci untuk memilih pasar ekspor adalah keserupaan persyaratan produk dan selera serta biaya transport yang lebih rendah karena ini menjadi suatu hal yang menguntungkan dari segi pendekatan budaya dan psikologik. Untuk penilaian potensi pasar di Negara calon, biasanya ada beberapa sumber yang berguna, diantaranya adalah melakukan spesialis perdagangan ekspor di kantor wilayah Departemen Perdagangan yang terdekat dimana spesialis ini dapat menentukan apakah produk serupa sudah diekspor ke negara mana, oleh siapa dan dalam jumlah berapa. Untuk Negara lain dapat diselidiki dengan pertolongan Global Market Survey dan Country Market Surveys yang dilakukan oleh kantor itu. Negara yang sudah dikenali dapat dipelajari secara lebih rinci melalui Overseas Business Report yang menyediakan data latar belakang dasar mengenai setiap negara spesifik.
WSetelah menemukan pasar luar negeri, selanjutnya calon eksportir dituntut untuk menawarkan harga yang benar, karena persoalannnya adalah dalam menawarkan harga, eskalasi harga yang disebabkan karena tariff, biaya, dan transportasi perlu dipertimbangkan. Pemecahan yang pasling sedrhana dan paling kurang efektif adalah menewarkan harga free on board (FOB) factory yang berarti bahwa pelanggan harus membayar semua biaya sekali produk yang bersangkutan setelah meninggalkan pabrik. Penawaran lain yang lebih efisisen dan berorientasikan pasar adalah biaya, asuransi, dan angkutan (CIF) yang dalam hal ini penjual mengambil tanggung jawab atas tiga unsure biaya tersebut sampai ditunjuknya suatu pelabuhan luar negeri yang mungkin saja gudang pelanggan sendiri.
Dalam hal pembayarannya, pada dasarnya terdiri dari lima metode yaitu tunai di muka, rekening terbuka, konsinyasi, letter of credit (LC), dan tagihan documenter. Pilihan pembayaran yang paling lazim digunakan dalam mengekspor adalah letter of credit dan tagihan documenter yang pembayarannya dlakukan bergantung pada keadaan penerimaan barang yang telah ditetapkan oleh pembeli.
Disebabkan karena kesulitan bagi banyak pembeli dalam membayar tunai di muka dan banyaknya resiko, masalah pendanaan suatu transaksi penjualan seringkali penting dala operasi ekspor. Dikebanyakan negara bank merupakan sumber utama untuk pendanaan perdagangan, bantuan pemerintah pun merupakan sumber pendanaan. Kebanyakan Negara juga menawarkan sutu bentuk perangsang ekspor yang terdiri dari pemebebasan pajak pada pendapatan ekspor. Dalam beberapa hal pemerintah Jepang telah menghapuskan kewajiban pajak semacam itu. Dala persaingan internasional yang berlangsung ketat, pertimbangan pendanaan ekspor memberikan jenis keunggulan kompetitif yang dapat mengadakan atau membatalkan penjualan.
Untuk masalah pengiriman biasanya para eksportir menggunakan jasa ekspenditur angkutan yang mengadakan spesialisasi dalam pengiriman ke seberang lautan. Dokumen pengiriman yang diperlukan untuk pabean dan prosedur pembayaran meliputisurat muatan, lisensi ekspor, serta sertifikat asuransi, tempat asal, dan pemeriksaan. Ekspenditur angkutan akan dapat menangani pengiriman barang dan pekerjaan administrasi yang bersangkutan dan juga memberikan saran mengenai jenis kapal dan pengurusan yang meungkin paling tepat. Setelah mendapatkan agen yang dapat dipercaya, seringkali dikembangkan hubungan jangka panjang yang membuat minimum biaya transaksi yang terkait dalam perundingan kembali setiap pengiriman tertentu. Prosedur ini menyederhanakan sebagian besar urusan bagi eksportir dan membuat tidak diperlukannya penempatan personalia sendiri.
Departemen Ekspor Eksternal
Perusahaan manajemen ekspor (EMC) adalah bisnis independen yang bertindak sebagai departemen ekspor dari beberapa pabrikan yang nonkompetitif. Perusahaan ini pada umumnya diberi kuasa untuk mengadakan transaksi bisnis atas nama pabrik klien dan dibayar atas dasar suatu komisi pada jumlah penjualan yang menjadi transaksi. Sedangkan konsorsium ekspor kelompok bisnis ukuran kecil yang bekerja sama membentuk sebuah organisasi yang agak besar yang berguna untuk menghasilkan penghematan pendapatan. Konsorsium ini serupa dengan koperasi produsen dan melakukan banyak pekerjaan administrative yang diperlukan untuk ekspor.
Lembaga yang paling menarik perhatian dan menyediakan layanan yang luas adalah perusahaan dagang umum. Bila dulu East India Company adalah salah satu perusahaan multi nasional pertama di dunia maka sekarang digantikan oleh perusahaan yang berpangkalan di Korea Selatan, Brazilia, dan Jepang. Mitsubishi, Mitsui, da Marubeni sangat terkenal di seluruh dunia setelah bertahun-tahun mealakukan persaingan yang kuat dan ulet bagi bisnis non-Jepang. Dengan keberhasilan yang mencolok dari orang Jepang di berbagai pasar ekspor, peran sogo sosha telah berkembang dari suatu fokus nasional ke pandangan yang lebih global dan multifungsional. Fungsi yang paling mendasar dari perusahaan dagang yang besar adalah memudahkan pertukaran antara pembeli dan penjual di berbagai negara. Mereka dapat juga memasok pekerja untuk melakukan transaksi bisnis. Sogo sosha juga menyediakan alat transportasi dan bersedia menerima pertanggungjawaban keuanga untuk pengiriman.
Pada tahun-tahun terakhir ini perusahaan dagang lambat laun telah menerima pertanggungjawaban yang lebih besar untuk berbagai fungsi yang terkait bisnis internasional. Pada waktu tertentu jaringan informasi mereka yang luas juga melayani kebutuhan politik seperti ketika perusahaan dagang Jepang yang menyiarkan berita tentang recolusi Iran , mengalahkan CIA Amerika.
Proses Internasionalisasi
Peran ekspor dan upaya penjualan serupa di luar negeri dapat dikaitkan dengan penetrasi pasar luar negeri dengan strategi alternatif seperti misalnya perlisensian, kegiatan usaha patungan, dan FDI. Di dalam proses internasionalisasi ini perusahaan menganggap pasar luar negeri mendatangkan resiko karena pasar ini tidak dikenalnya. Dalam istilah biaya khusus dalammenjalankan bisnis melintas batas nasional perusahaan itu menghadapi biaya pemasaran ekspor. Untuk menghindari biaya informasi dan resiko semacam itu, strateginya adalah beranjak ke luar negeri dengan langkah perlahan-lahan dan hati-hati menggunakan jasa spesialis dalam erdagangan internasional di luar perusahaan. Untuk menghindari resiko ketersangkutan luar negeri perusahaan dapat melakukan sersetujuan perlisensian yang cocok untuk produk yang distandarisasi sehingga tidak terdapat resiko penyebaran keunggulan teknologi perusahaan.
Jenis lain untuk memaski luar negeri adalah perusahaan melihat ekstra penjualan potensial dengan mengekspor dan menggunakan suatu agen atau distributor local untuk memasuki pasar tersebut, selanjutnya apabila ekspor merupakan bagian penjualan yang lebih besar maka perusahaan dapat meningkatkan kapasitasnya untuk melayani pasar ekspor, setelah perusahaan menjadi lebih terbiasa dengan pasar lokal, saat itulah perusahaan dapat bergerak pada sisi produksi luar negeri seperti menggunakan pekerja negara tan rumah dalam menangani perakitan lokal dan pengepakan dari lini produknya, tahap terakhir saat perusahaan telah memilliki pengetahuan yang cukup mengenai negara tuan rumah untuk mengatasi persepsinya tentang resiko maka perusahaan dapat mempertimbangkan kegiatan investasi langsung luar negeri. Jelas sekali bahwa pproses internasionalisasi adalah lebih rumit daripada yang tampak bila bergantung pada suatu pertimbangan factor spesifik perusahaan dan spesifik negara.
Bentuk Lain Kegiatan Bisnis Internasional-patungan, proyek putar kunci, dan perlisensian
Usaha patungan biasa dilakukan oleh MNE yang membawa KSP dalam pengetahuan, teknologi, atau modal dan suatu mitra lokal yang membawa pengetahuan tentang lingkungan lokal, ini untuk memudahkan hubungan dengan pemerintah tuan rumah. Usaha patungan biasanya digunakan dalam proyek yang tidak ada sebuah perusahaanpun yang mempunyai kemampuan untuk mengikat diri pada sejumlah besar modal, teknologi yang diperlukan perusahaan, dan keinginan untuk menyebarkan resiko dari proyek yang tidak pasti. Biasanya usaha patungan ini menyangkut MNE yang komplementer dan bukannya bersaing dan pada umumnya ukurannya serupa. Killing (1982) mengelompokkan usaha patungan dalam tiga kategori yaitu manajemen yang dijalankan bersama, manajemen dominan oleh satu mitra, dan manajemen yang bebas dari masing-masing mitra. Manajemen bebas menghasilkan kinerja terbaikdan manajemen yang dijalankan bersama memberikan kinerja yang paling tidak baik sedangkan usaha patungan dengan kinerja yang terjelek dan kestabila yang tertinggi adalah usaha patungan dengan pemilikan dan pengendalian yang terbagi sama diantara para mitra.
Proyek putar kunci merupakan suatu transaksi paket yang mengharuskan MNE membangun suatu fasilitas produksi dan memberikan pelatihan bagi tenaga kerja yang diperlukan untuk mengoperasikannya, sehingga setelah fasilitas itu dalam keadaan siap untuk mulai beroperasi setelah selesainya proyek dan biasanya memproduksi produk yang distandardisasi. Proyek putar kunci dapat merupakan suatu alternative atas ekspor atau atas aktivitas MNE apabila suatu pemerintah tuan rumah mengadakan pembatasan atas hal yang tidak diinginkan, keuntungan tambahan proyek ini adalah dapat menjadi pemasok dari masukan faktor masa depan.
Pengaturan perlisensian menyediakan penggunaan teknologi, paten merk dagang, atau KSP lainnyadari sebuah perusahaan luar negeri yang dihasilkan dari penggunaan lisensi. Alasan perlisensian lebih disukai daripada cara pemasukan lainnya adalah pemerintah tuan rumah dapat melarang FDI, jangkauan ke pasar luar negeri terbatas, potensi pasar tidak mencukupi untuk menjamin FDI. Ada juga alasan internal MNE menghindari perlisensian sebagai cara masuk yaitu resiko penyebaran keunggulan pengetahuan MNE. Produksi keunggulan pengetahuan MNE adalah mendasar untuk teori internalisasi.Reputasi MNE di seluruh dunia dapat terkena bila penerima lisensi tidak dapat mencaoai standard an kualitas produk yang dikehendaki. Perlisensian tidak terbatasa pada perusahaan luar negeri yang tidak berhubungan saja. Biaya lisensi yang dikenakan merupakan suatu cara lain untuk memulangkan laba dari uasaha patungan dan cabang luar negeri dalam hal pengendalian modal.
Ada juga bentuk lain perlisensian yang sama dengan sublisensi: kontrak manajemen yang menyediakan perlisensian mengenai keahlian manajerial dalam bidang tertentu, franchising dimanaMNE merupakan pemasok dari suatu paket barang dan jasa dan seringkali suatu cap dagang pada penerima lisensi, dan manufaktur kontrak yang merupakan keadaan sebaliknya dari suatu monopoli karena MNE membayar biaya lisensi.
Ringkasnya review ini menjabarkan kebenaran informasi seputar pengeksporan dan keagenan serta penitik beratan pada jenis lain kegiatan nonmultinasional yang terfokus pada pengeksporan murni dengan semua kegiatan pemasaran yang dilakukan pada suatu jarak yang dapat dijangkau pasar sehingga butuh taktik dari pemasaran dari perusahaan berkisar di sekitar kemampuan distributor di negara luar negeri. Pemilihan negara mana yang strategis untuk dimasuki dan kecepatan untuk mengembangkan diri adalah faktor kunci keberhasilan perusahaan yang ingin ’melebarkan kerajaan’ bisnis di lingkup internasional.
Sumber
Alan M. Rigmos, et al. 1993. Bisnis Internasional. Jakarta: PT Pustaka Binaman Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar